Saldo Anggaran Lebih Rp96,6 T
Posted on and filed under Ekonomi dan Bisnis . You can follow any responses to this entry through theRSS 2.0 . You can leave a response or trackback to this entry from your site
JAKARTA– Saldo anggaran lebih (SAL) tahun 2011 yang merupakan akumulasi
dari selisih lebih pembiayaan anggaran (silpa) tahun-tahun sebelumnya
diperkirakan mencapai Rp96,6 triliun.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, posisi SAL akhir tahun 2010 lebih besar dibandingkan prediksi SAL akhir 2011. Posisi SAL 2010 mencapai Rp97,7 triliun. Setelah digunakan sebesar Rp40,3 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2011, SAL menjadi Rp57,4 triliun. ”Dengan silpa APBN-P 2011 sebesar Rp39,2 triliun, maka perkiraan SAL hingga akhir tahun 2011 sebesar Rp96,6 triliun,” ungkap Menkeu dalam konferensi pers mengenai kebijakan fiskal 2012 di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin.
Dari total tersebut, pemerintah telah mengindikasikan dana yang bisa digunakan sebesar Rp81 triliun.Pemerintah sudah mengalokasikan penggunaan SAL dalam APBN 2012 sebesar Rp5,06 triliun. Selain itu, pemerintah juga berencana menggunakan SAL sebesar Rp35 triliun untuk kebutuhan awal tahun anggaran seperti pembayaran gaji.
Kondisi ekonomi dunia yang semakin tidak menentu juga mendorong pemerintah mengalokasikan sebagian SAL untuk mitigasi dan antisipasi krisis.Menkeu menyebutkan, alokasi untuk bond stabilitation framework dan risiko listrik ditetapkan sebesar Rp16,3 triliun.” Tapi,ini harus persetujuan DPR dulu untuk pencairannya,” ujar Agus.
Lebih lanjut Agus mengatakan, neto SAL yang bisa digunakan tahun ini mencapai Rp30 triliun.Pemerintah telah mengalokasikan 20% untuk sektor pendidikan, yakni sebesar Rp6 triliun. Sementara untuk kebutuhan infrastruktur, kebutuhan mendesak, pangan, konversi energi, dan bencana alam direncanakan mencapai Rp24 triliun. SAL yang jumlahnya sangat besar dijanjikan untuk difokuskan pada belanja produktif yang mendukung dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
”Ini kita rencanakan beri perhatian pada infrastruktur. Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur,sistem transportasi di Indonesia Timur, bangun prasarana-prasarana di Indonesia Timur. Itu kita ingin alokasikan dari Rp30 triliun ini,”paparnya. Besarnya akumulasi SAL tidak lepas dari kinerja penyerapan anggaran dari tahun ke tahun yang tidak maksimal. Utamanya, distribusi penyerapan anggaran yang terfokus di akhir tahun. Tingkat penyerapan belanja pemerintah hanya Rp1.289,6 triliun atau 97,6% dari pagu yang ditetapkan.
Tingkat penyerapan belanja modal hanya Rp115,9 triliun atau 82,2% dari target sebesar Rp141 triliun. Realisasi penyerapan belanja modal tahun 2011 lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 84,5%. Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menambahkan, rendahnya tingkat penyerapan anggaran akan dibenahi pada tahun ini. ”Percepatan realisasi penyerapan anggaran pada kuartal pertama penting dilakukan,” jelas Anny di tempat yang sama.
Kementerian Keuangan bersama Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian telah meminta kementerian/lembaga untuk menyusun rencana penyerapan anggaran sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Rencananya, tanggal 13 Januari ini, sudah masuk dan bisa memberikan gambaran rencana penyerapan belanja pemerintah hingga kuartal pertama.
Untuk itu, persiapan pelaksanaan anggaran harus dilakukan lebih awal.Penyusunan rencana penyerapan anggaran diikuti dengan rencana pengadaan yang sistematis. Kementerian/lembaga juga diminta mulai melakukan proses tender.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, posisi SAL akhir tahun 2010 lebih besar dibandingkan prediksi SAL akhir 2011. Posisi SAL 2010 mencapai Rp97,7 triliun. Setelah digunakan sebesar Rp40,3 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2011, SAL menjadi Rp57,4 triliun. ”Dengan silpa APBN-P 2011 sebesar Rp39,2 triliun, maka perkiraan SAL hingga akhir tahun 2011 sebesar Rp96,6 triliun,” ungkap Menkeu dalam konferensi pers mengenai kebijakan fiskal 2012 di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin.
Dari total tersebut, pemerintah telah mengindikasikan dana yang bisa digunakan sebesar Rp81 triliun.Pemerintah sudah mengalokasikan penggunaan SAL dalam APBN 2012 sebesar Rp5,06 triliun. Selain itu, pemerintah juga berencana menggunakan SAL sebesar Rp35 triliun untuk kebutuhan awal tahun anggaran seperti pembayaran gaji.
Kondisi ekonomi dunia yang semakin tidak menentu juga mendorong pemerintah mengalokasikan sebagian SAL untuk mitigasi dan antisipasi krisis.Menkeu menyebutkan, alokasi untuk bond stabilitation framework dan risiko listrik ditetapkan sebesar Rp16,3 triliun.” Tapi,ini harus persetujuan DPR dulu untuk pencairannya,” ujar Agus.
Lebih lanjut Agus mengatakan, neto SAL yang bisa digunakan tahun ini mencapai Rp30 triliun.Pemerintah telah mengalokasikan 20% untuk sektor pendidikan, yakni sebesar Rp6 triliun. Sementara untuk kebutuhan infrastruktur, kebutuhan mendesak, pangan, konversi energi, dan bencana alam direncanakan mencapai Rp24 triliun. SAL yang jumlahnya sangat besar dijanjikan untuk difokuskan pada belanja produktif yang mendukung dan mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.
”Ini kita rencanakan beri perhatian pada infrastruktur. Untuk mempercepat pembangunan infrastruktur,sistem transportasi di Indonesia Timur, bangun prasarana-prasarana di Indonesia Timur. Itu kita ingin alokasikan dari Rp30 triliun ini,”paparnya. Besarnya akumulasi SAL tidak lepas dari kinerja penyerapan anggaran dari tahun ke tahun yang tidak maksimal. Utamanya, distribusi penyerapan anggaran yang terfokus di akhir tahun. Tingkat penyerapan belanja pemerintah hanya Rp1.289,6 triliun atau 97,6% dari pagu yang ditetapkan.
Tingkat penyerapan belanja modal hanya Rp115,9 triliun atau 82,2% dari target sebesar Rp141 triliun. Realisasi penyerapan belanja modal tahun 2011 lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 84,5%. Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati menambahkan, rendahnya tingkat penyerapan anggaran akan dibenahi pada tahun ini. ”Percepatan realisasi penyerapan anggaran pada kuartal pertama penting dilakukan,” jelas Anny di tempat yang sama.
Kementerian Keuangan bersama Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian telah meminta kementerian/lembaga untuk menyusun rencana penyerapan anggaran sepanjang tiga bulan pertama tahun ini. Rencananya, tanggal 13 Januari ini, sudah masuk dan bisa memberikan gambaran rencana penyerapan belanja pemerintah hingga kuartal pertama.
Untuk itu, persiapan pelaksanaan anggaran harus dilakukan lebih awal.Penyusunan rencana penyerapan anggaran diikuti dengan rencana pengadaan yang sistematis. Kementerian/lembaga juga diminta mulai melakukan proses tender.
0 Responses for “ Saldo Anggaran Lebih Rp96,6 T”
Leave a Reply

Recently Commented
Recent Entries
Photo Gallery

Powered by Blogger.
Popular Posts
-
Pemimpin baru Korut Kim Jong-un (tengah, barisan depan) berpose bersama para tentara di Divisi Tank Seoul Ryu Kyong Su 105. Meski peralat...
-
JAKARTA – Pemerintah akan melakukan pembinaan menyeluruh terhadap pelaku usaha ekonomi kreatif guna meningkatkan nilai tambah di sektor t...
-
WASHINGTON— Amerika Serikat (AS) mulai memfokuskan strategi pertahanannya di Asia pada tahun ini. Strategi yang diungkapkan Presiden Barack ...