Realisasi Anggaran 2011-Subsidi Melonjak hingga Rp100 Triliun

Posted on and filed under . You can follow any responses to this entry through theRSS 2.0 . You can leave a response or trackback to this entry from your site

JAKARTA – Realisasi belanja pemerintah pusat, khususnya subsidi pada 2011, meningkat Rp100 triliun dibandingkan capaian pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2010.

Kenaikan tersebut terutama disumbang oleh subsidi energi. Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyebutkan, total alokasi anggaran subsidi dalam APBN-P 2011 sebesar Rp237,2 triliun.Namun, realisasinya mencapai Rp294,9 triliun atau 124,3% dari pagu anggaran. Pendorong lonjakan subsidi adalah realisasi subsidi energi yang mencapai Rp255,6 triliun atau 130,9% dari pagu yang ditetapkan sebesar Rp195,3 triliun.

Sedangkan, subsidi nonenergihanya Rp39,3triliunatau 93,7% dari pagu yang ditetapkan sebesar Rp41,9 triliun.Jika dibandingkan tahun sebelumnya, realisasi subsidi mengalami lonjakan cukup signifikan.” Kenaikan subsidi Rp100 triliun,”tegas Menkeu saat konferensi pers Kebijakan Fiskal 2012 di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, kemarin.

Dia menyebutkan,realisasi subsidi 2010 hanya mencapai Rp192,7 triliun. Subsidi energinya mencapai Rp140 triliun. Dia memaparkan, kontribusi terbesar atas tingginya realisasi subsidi adalah subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai 56% dari total pagu yang dianggarkan. Sedangkan, subsidi listrik berkontribusi 31% dari pagu subsidi yang ditetapkan dan subsidi nonenergi 13,3%.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini mengatakan, yang menjadi penyebab tingginya realisasi subsidi BBM adalah kenaikan harga minyak mentah Indonesia (indonesia crude price/ICP) akibat dorongan kenaikan harga minyak dunia. ”Harga minyak di kisaran USD111,54 per barel, sedangkan di asumsi makro APBN-P 2011 kita tetapkan USD95 per barel,”katanya.

Di sisi lain, lifting atau produksi minyak yang diharapkan bisa menopang kebutuhan energi dalam negeri realisasinya di bawah ekspektasi pemerintah. Menkeu menyadari, besaran subsidi yang melonjak tidak sehat bagi postur keuangan negara. Jika subsidi bisa dikendalikan, anggaran yang dihemat tentu bisa diarahkan ke belanja yang lebih produktif. Sebelumnya pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada Anggito Abimanyu mengungkapkan, terlewatinya kuota BBM bersubsidi tidak hanya terjadi pada 2011.

Setidaknya sudah dua tahun berturut-turut target kuota BBM bersubsidi yang ditetapkan pemerintah selalu terlampaui. Dia menilai, sejak awal perencanaan dan penentuan kuota BBM bersubsidi pada 2011, pemerintah telah menyadari bahwa besaran kuotanya akan terlewati jika tidak dilakukan upaya-upaya membatasi konsumsi energi dalam negeri. ”Kuncinya saya lihat pada manajemen energi primer dan ini harus dibenahi, tidak bisa tidak,”kata Anggito.

Menurut dia, saat perencanaan subsidi BBM, pemerintah seharusnya tidak hanya menentukan besaran target kuota.Pemerintah perlu menentukan langkah-langkah untuk pembatasan tingkat konsumsi energi nasional, tidak hanya untuk transportasi, tapi juga untuk kebutuhan listrik oleh PLN.Sementara pada sektor transportasi, pengurangan konsumsi tidaksertamertaberhasilhanya dengan melakukan pembatasan.

0 Responses for “ Realisasi Anggaran 2011-Subsidi Melonjak hingga Rp100 Triliun”

Leave a Reply

Recently Commented

Recent Entries

Photo Gallery

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Sitemap