TEHERAN – Iran kemarin meremehkan dampak sanksisanksi Barat yang menargetkan sektor minyaknya. Sikap itu setelah para diplomat Uni Eropa (UE) mencapai kesepakatan awal melarang minyak dari Teheran.  Perusahaan Minyak Nasional Iran (NIOC) menyatakan permintaan dunia terhadap minyak Teheran sangat tinggi sehingga tidak ada masalah menjualnya ke mana pun.“Kami harap minyak Iran tidak dikenai sanksi resmi,tapi jika tetap mendapat sanksi, kami telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” kata Direktur Hubungan Internasional NIOC Mohsen Qamsari,dikutip AFP.

Dalam pernyataan seorang diplomat UE, 27 negara anggota Uni Eropa telah menyepakati secara prinsip untuk melarang impor minyak Iran. Ekspor minyak Iran ke UE sebanyak 18% dari total ekspornya sehingga blok itu merupakan tujuan terbesar kedua setelah China.Pendapatan minyak menyumbangkan 80% pendapatan luar negeri Teheran. Jika UE melarang minyak Teheran,hal itu akan menjadi pukulan telak bagi ekonomi Iran yang telah melemah akibat sanksi-sanksi Barat.

Namun, pemimpin politik dan perusahaan minyak Iran menegaskan pihaknya dapat dengan mudah menghindari dampak larangan UE dengan mengalihkan ekspor minyak ke Asia. AS yang akhir pekan silam mengesahkan undang-undang baru yang menargetkan bank sentral Iran menyambut langkah UE dan berharap negaranegara lain mengikutinya. Bank sentral Iran merupakan perantara utama dalam penjualan minyak Iran.

“Langkah-langkah UE ini merupakan jenis tindakan yang kami sukai, tidak hanya dari aliansi dan mitra dekat kami seperti Eropa, tapi dari negara- negara di penjuru dunia,” papar juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Victoria Nuland. Untuk memastikan dukungan internasional terhadap langkah Negeri Paman Sam, Menteri Keuangan AS Timothy Geithner melakukan perjalanan ke China dan Jepang pekan depan untuk membahas koordinasi sanksi-sanksi itu.