Insentif Fiskal Mobil Nasional Disiapkan

Posted on and filed under . You can follow any responses to this entry through theRSS 2.0 . You can leave a response or trackback to this entry from your site

Image

Sejumlah siswa SMKN 2 Surabaya merakit mobil mini truk. Kemendikbud akan menjadikan Surabaya sebagai basis produksi mobil Esemka, karena Kota Pahlawan ini memiliki peralatan merakit bus dan memiliki jalur test drive. 

JAKARTA – Pemerintah menjanjikan dukungan fiskal untuk pengembangan Esemka agar bisa menjadi mobil nasional (mobnas) dandiproduksimassal. Dukungan ini sebagai bentuk apresiasi terhadap kreativitas pelajar Indonesia. Komitmen Kementerian Keuangan (Kemenkau) tentu akan semakin membuka peluang Esemka bisa dinikmati masyarakat lebih luas karena sebelumnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah merangkul Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk bersama mendorong dan mematangkan gagasan Esemka sebagai mobnas.

“Saya sambut baik dan dukungan penuh akan kami berikanuntukinisiatifsepertiitu. Ini kan sebetulnya bentuk-bentuk yang kami tunggu sudah lama. Jadi dari sisi fiskal kami akan cari dan pelajari bentuk-bentuk inisiatif seperti apa yang bisa kami dukung,” ujar Menteri Keuangan (Menkeu) di Jakarta kemarin. Hanya bagaimana bentuk dukungan fiskal dimaksud,apakah di dalamnya termasuk pembebasan bea masuk atas komponen pendukung produksi Esemka, Kemenkeu masih perlu melakukan penggodokan dan menunggu hasil kajian Kemenperin.

Namun Agus menggariskan, yang terpenting adalah memastikan sumber daya, teknologi, dan hak cipta dari proses produksi mobnas sudah terjamin. “Kalau bisa itu kontribusi dari (komponen) lokal itu mayoritas. Hal-hal seperti ini akan kami berikan dukungan yang besar,”tegasnya. Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Perindustrian dan Perdagangan Edy Putra Irawadi menilai,jika program mobnas Esemka harus didukung, yang perlu dipertimbangkan adalah keringanan pajak seperti pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB).

Harapannya,penjualan mobil nasional dibebaskan dari PPnBM.Sementara untuk mendukung penjualan PBBKB bisa diterapkan dengan tarif minimal. “Kalau PPnBM itu bisa dinolkan sangat membantu. Kebijakannya bisa dimainkan, misalnya kalau yang kena PPnBM itu mobil yang 1.000 cc ke atas,kan bisa produksi yang 990 cc,”kata Edy. Dia menambahkan,dukungan perusahaan-perusahaan pelat merah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang baja untuk penyediaan bahan baku produksi mobnas juga sangat dibutuhkan.

“Jadi dukungannya bisa tiga, fasilitas fiskal, lalu pemerintah ikut membeli (mobnas),dan terakhir mereka butuh bimbingan standar produksi,”ucapnya. Ketua DPR Marzuki Alie menilai pemerintah sudah seharusnya mendukung Esemka sebagai mobnas. DPR sendiri akan berupaya mendorong tumbuhnya industri automotif dalam negeri. ”Dari segi legislasi sudah tak ada masalah. Kalau diperlukan anggaran silakan (diusulkan) saja, nanti DPR dukung,”tandasnya.

Mengenai usulan Menteri BUMN Dahlan Iskan bahwa proyek pengembangan Kiat Esemka diserahkan ke swasta, Marzuki meminta persoalan tersebut dipikirkan secara matang. Bagi Marzuki, pengembangan industri dalam negeri, khususnya transportasi dan automotif, harus ada campur tangan dari pemerintah. Keterlibatan swasta dilakukan jika industri tersebut sudah mampu mandiri dan berkembang seperti yang dilakukan pemerintah terhadap pengembangan PT Industri Kereta Api (Inka). “Tak ada di dunia ini membangun industri transportasi, kendaraan, diserahkan ke swasta.

Kalau dilepaskan ke swasta kita tidak akan punya industri automotif. Mungkin dia (Menteri BUMN) belum mempelajari karena sebagai menteri baru,”ujarnya. Harapan menjadikan Esemka sebagai mobnas bukan sekadar wacana. Pihak Kemendikbud yang menjadi sponsor utama program Esemka kini tengah mengupayakan Esemka lolos uji emisi dan merangkul Kemenperin untuk mewujudkan gagasan tersebut. Selain itu, Kemendikbud sudah menyiapkan 23 SMK se- Tanah Air yang akan terlibat dalam produksi Esemka.

Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud Joko Sutrisno kemarin kembali menegaskan ambisi Kemendikbud. Menurut dia,Kemendikbud bahkan sudah memutuskan menjadikan SMK di Surabaya sebagai basis produksi massal karena SMK di Kota Pahlawan ini punya semua peralatan yang dibutuhkan dan mampu memenuhi kebutuhan pasar. “Saya rasa Surabaya sangat potensial. SDM ada, kebutuhan mobil juga ada,” ungkapnya di Surabaya kemarin.

Untuk diketahui, dari 23 SMK yang terlibat dalam program Esemka, delapan di antaranya berada di Jawa Timur, yakni SMKN 2 Surabaya, SMKN I Kabupaten Mojokerto, SMKN I Kota Probolinggo, SMKN 2 Kota Pasuruan,SMKN I Kediri, SMKN I Madiun, SMKN 2 Kabupaten Singosari, dan SMKN 6 Kota Malang.“Kami memberikan dana pengembangan ke SMKN-SMKN itu tidak terlalu banyak.Hanya sekitar Rp1 miliar, tetapi hasilnya sangat luar biasa.

SMKN membuktikan mampu,” ujar dia. Untuk mewujudkan proyek ambisius ini, Kemendikbud pun mulai menata sumber daya manusia (SDM). Ke depan, guru yang mengajar di SMK harus bergelar insinyur. Menurut dia, para guru harus memiliki wawasan yang luas, termasuk memiliki inisiatif menggandeng kemitraan industri kecil antara SMK dengan UKM. Meskipun demikian, Joko menegaskan agar SMK tidak menjadi tempat transaksi.

Karena SMK merupakan tempat pembelajaran bagi siswa-siswanya. “Jangan sampai SMK dijadikan tempat transaksi produk-produk mobil,” jelasnya. Kabid Pendidikan Menengah dan Kejuruan Dindik Surabaya Rudy Winarko menilai keputusan menjadikan SMKN 2 sebagai pusat pembuatan mobil tidak salah karena SMK ini memiliki lahan luas, termasuk untuk test drive. Demi mendukung rencana Kemendikbud, Pemkot Surabaya akan menyiapkan dana APBD untuk kebutuhan produksi mobil. “Dana APBD juga akan kami siapkan, kami akan mendukung produksi mobil di SMK,”ujar Rudy.

Jokowi Siap Jadi Brand Ambassador 

Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) yang menggulirkan potensi Esemka juga tidak mau lepas tangan. Dia mengaku sudah mengumpulkan stakeholder untuk mendukung Kiat Esemka.“Yang terpenting sekarang adalah membuat business plan dahulu sambil menunggu turunnya perizinan. Hal itu harus disiapkan,” kata Jokowi di rumah dinasnya kemarin. Menurut dia, hal pertama yang dimantapkan adalah alur produksi mobil Esemka.Dalam pandangannya, perakitan di beberapa bengkel kerja pelajar sebagai keunggulan dan ke depan harus dipertajam berdasar spesifikasi masingmasing.

Sebagai pusat perakitandia menawarkan Solo Techno Park (STP) karena fasilitas yang tersedia mendukung. “Nanti akan menjadi integrated programplasma dan inti. Anak SMK lulusan STP mengerjakan home industry. Dikumpulkan (spion, pintu mobil) di STP.Untuk finishing-nya di bengkel Kiat Motor. Kita sudah memiliki assembly line, ada juga finishing line,” terang Jokowi. Selanjutnya perencanaan bisnis dan pemasaran menjadi hal yang harus diperhatikan.Di sini peran pemodal terbilang urgen guna memperkuat fondasi bisnis.

Mengenai pencitraan mobnas yang diemban Kiat Esemka, Jokowi tak meragukan produk ini mampu mewujudkannya. Dia juga bersedia menjadi ujung tombak promosi Kiat Esemka.“Brand ambassador aku wae (saya saja),tidak perlu artis segala,”katanya. Sementara itu Ketua Masyarakat Otomotif Surakarta (MOS) Ibnu Sahoer mengatakan untuk meluncurkan produk automotif di pasaran membutuhkan proses panjang. Proses itu meliputi perolehan izin mutu,pengesahan rancang bangun dan rekayasa, serta uji KIR.

Faktor keselamatan pengendara dalam menggunakan moda menjadi pertimbangan utama menerbitkan sertifikasi laik jalan. “Produsen mobil kelas dunia saja sering melakukan penarikan mobil karena persoalan teknis. Maka Kiat Esemka mesti memenuhi syarat standar-standar kelayakan,” terangnya. Faktor lain untuk bisa diproduksi massal adalah kekuatan mobil dalam menempuh medan.

Sedikitnya dilakukan pengujian jarak tempuh ribuan kilometer dan respons bodi kendaraan terhadap benturan keras.Kendati demikian Ibnu mengapresiasi semangat pelajar SMK yang mampu menghasilkan karya automotif. Bilamana Kiat Esemka lolos uji kelayakan, hal ini sebuah lompatan besar.

0 Responses for “ Insentif Fiskal Mobil Nasional Disiapkan”

Leave a Reply

Recently Commented

Recent Entries

Photo Gallery

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Sitemap