Korsel Harapkan Perubahan di Korut

Posted on and filed under . You can follow any responses to this entry through theRSS 2.0 . You can leave a response or trackback to this entry from your site

SEOUL– Presiden Korea Selatan (Korsel) Lee Myung-bak kemarin menegaskan bahwa Semenanjung Korea saat ini dalam titik balik setelah kematian pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-il.

Lee juga menyatakan adanya kesempatan untuk memperbaiki hubungan kedua negara. Pernyataan Lee diucapkan saat pidato tahun baru yang disiarkan sejumlah stasiun televisi. ”Ada kesempatan baru di tengah perubahan dan ketidakpastian.. Kita akan mampu membuka pintu untuk era baru Semenanjung Korea,jika Korut menunjukkan keikhlasan,” katanya dikutip AFP.

Namun, Lee juga berjanji akan menyerang balik dengan keras terhadap segala bentuk provokasi dari Korut di bawah kepemimpinan Kim Jong-un, putra mendiang Kim Jong-il. ”Kita akan merespons dengan tegas segala bentuk agresi,” tegasnya. Lee menegaskan, tujuan terbesar Korsel adalah stabilitas. Dan, bantuan untuk Korut akan dilanjutkan bila Pyongyang menghentikan aktivitas nuklirnya.

Dia berharap, 2012 akan menjadi tonggak sejarah dalam upaya bertahun-tahun negosiasi untuk mengakhiri program nuklir Korut. ”Utara dan Selatan, bukan pihak lain, yang harus mencoba mewujudkan perdamaian, keamanan, dan reunifikasi di Semenanjung Korea,”kata Lee. Krisis dengan Korut merupakan isu utama yang harus diselesaikan Lee dalam satu tahun terakhir masa kekuasaannya.

Saat ini Lee menghadapi tantangan multidimensi, baik di dalam negeri ataupun luar negeri. Pemilihan umum (pemilu) parlemen dan presiden Korsel akan digelar pada April dan Desember. Pemilu itu menjadi tantangan bagi Presiden Lee karena partai berkuasa menunjukkan tanda-tanda tidak lagi mendukungnya. Dalam pidatonya, Lee menyatakan akan menghadapi kemerosotan ekonomi di Korsel.

”Pemerintah akan melakukan apa saja untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea. Ini akan membantu menciptakan lapangan kerja dan menstabilkan harga kebutuhan konsumen,”tuturnya. Tantangan keamanan dan ekonomi itu jelas sangat berat untuk diatasi bersamaan oleh Korsel.Kegagalan Lee dalam kebijakan luar negeri dapat menjadi pukulan telak bagi partai berkuasa dalam pemilu parlemen mendatang.

Survei terbaru menunjukkan dukungan bagi Partai Grand Nasional (GNP) yang berkuasa, merosot. Sedangkan dukungan untuk oposisi utama Partai Demokrat Bersatu (DUP) meningkat hingga 30%,perolehan tertinggi hingga saat ini. Para pengamat memperkirakan, Korut bakal memainkan bola keras dalam hubungan antar-Korea hingga pergantian rezim di Korsel. Korut menginginkan pemerintahan Korsel yang lebih lunak terhadap Pyongyang.

Rezim baru Korut juga diperkirakan bakal meningkatkan hubungan dengan China, Rusia, dan Amerika Serikat (AS).Tapi,Korut sejak awal menegaskan bakal menjauhi Korsel hingga Lee meninggalkan jabatannya. Beberapa pengamat melihat adanya kemungkinan serangan Korut di perbatasan Korsel untuk meningkatkan dukungan terhadap pemimpin baru negara komunis dalam melawan musuh luar.

”Kita tidak akan menoleransi tindakan kejahatan tak berperikemanusiaan oleh rezim Lee Myungbak. Kita akan berperang hingga akhir jika mereka tidak meminta maaf dengan berlutut,” demikian tulis harian milik partai berkuasa Korut, Rodong Sinmun. Pada Minggu (01/12),rakyat Korut diseru untuk membela pemimpin baru Korut Kim Jong-un hingga akhir hayat. Rakyat Korut diminta menjadi tameng hidup jika ada serangan terhadap Jong-un.

Kim Jong-un menggantikan Kim Jong-il yang meninggal pada usia 69 tahun pada 19 Desember lalu.Rezim baru Korut berjanji mewujudkan kemakmuran. ”Seluruh partai, seluruh militer, dan seluruh rakyat seharusnya memosisikan dengan teguh bahwa mereka akan menjadi benteng manusia dan tameng hidup untuk membela Kim Jong-un hingga mati dan setia dengan partai untuk selamanya,” tulis editorial harian milik pemerintah.

Pada Jumat lalu (30/12) Komisi Pertahanan Korut memperingatkan dunia luar bahwa tidak akan ada perubahan kebijakan di bawah kepemimpinan baru. Jong-un secara resmi mengambil alih kepemimpinan Korut pada dua minggu lalu.Adapun, Kim Jong-il memerintah Korut sejak kematian ayahnya, Kim Il-sung, pada 1994.

Dalam dua tahun terakhir, hubungan kedua negara memasuki level terburuk.Keputusan Lee mengaitkan bantuan Korsel ke Korut dengan kemajuan dalam perundingan nuklir membuat Pyongyang naik pitam. Korsel juga menyalahkan Korut karena tenggelamnya kapal perang angkatan laut Seoul pada Maret 2010 yang menewaskan 46 orang. Delapan bulan kemudian,Korut menembaki perbatasan selatan Korsel dan menewaskan empat warga di daerah perbatasan.

Pyongyang menyangkal terlibat dalam penembakan kapal Korsel dan menuding Seoul yang memicu terjadinya insiden kedua. Menurut media resmi Korut, Jong-un menghabiskan hari tahun baru dengan mengunjungi divisi tank. Mendiang ayahnya pun selama masih menjabat presiden secara rutin mengunjungi berbagai pabrik,unit militer,dan proyek pertanian di seluruh negara itu.

0 Responses for “ Korsel Harapkan Perubahan di Korut”

Leave a Reply

Recently Commented

Recent Entries

Photo Gallery

Powered by Blogger.

Popular Posts

Followers

Sitemap