Inflasi 2011 di Bawah 4%-Menkeu: Pemerintah Jaga Inflasi 2012 di Level 5,3%
Posted on and filed under Ekonomi dan Bisnis . You can follow any responses to this entry through theRSS 2.0 . You can leave a response or trackback to this entry from your site
JAKARTA– Laju inflasi sepanjang 2011 tercatat rendah, tak sampai 
menyentuh 4%, yang berarti di bawah asumsi makro Anggaran Pendapatan dan
 Belanja Negara Perubahan (APBN-P). 
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Desember 2011 sebesar 0,57%. Realisasi tersebut tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap inflasi tahun kalender 2011. ”Sepanjang 2011, atau inflasi tahun kalender Januari– Desember 2011,hanya sebesar 3,79%,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Suryamin saat memaparkan Indeks Harga Konsumen Desember 2011 di Gedung BPS,Jakarta,kemarin.
Laju inflasi tahun kalender 2011 sebesar 3,79% sama dengan inflasi year on year (Desember 2011 terhadap Desember 2010). Sementara, inflasi inti pada Desember 2011 tercatat 0,28% dan tekanan inflasi inti tahun kalender (Januari– Desember) sebesar 4,34%. Realisasi laju inflasi 2011 jauh di bawah asumsi pemerintah yang ditetapkan dalam APBNP 2011 yaitu sebesar 5,65%.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyambut baik realisasi inflasi 2011 yang jauh di bawah asumsi APBN-P. ”Itu bagus, di bawah 4%,” ujar Menkeu. Pemerintah berjanji menjaga inflasi pada 2012 di level 5,3% atau sesuai asumsi makro-APBN.Dia mengatakan, pemerintah berkewajiban menjaga inflasi sesuai keputusan antara pemerintah dan DPR.
Terkait inflasi inti pada Desember 2011 yang cukup tinggi yakni 0,28%, Agus mengatakan, hal tersebut merupakan kewenangan Bank Indonesia (BI). Pemerintah hanya berkewajiban menjaga volatile food dan administered price (inflasi komoditas yang harganya diatur pemerintah). Demi menjaga dan mengendalikan tekanan inflasi, kerja sama pemerintah dan Bank Indonesia menjadi kunci terpenting.
Menurut dia, tantangan menjaga tekanan inflasi semakin berat pada tahun ini. ”Ada beberapa komoditas yang berpotensi meningkat harganya,”tandasnya. Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan, realisasi inflasi 2011 merupakan yang terendah kedua sejak krisis yang menghantam sistem ekonomi nasional pada 1997/1998. ”Terendah kedua sejak 1998, terjadi bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi juga sejak 1998,” kata Bambang.
Inflasi terendah tercatat pada 2009 sebesar 2,78%. Dia mengatakan, terjaganya harga bahan kebutuhan pokok masyarakat menjadi kunci terkendalinya tekanan inflasi 2011. Sepanjang 2011 jenis barang dan jasa yang memberikan kontribusi dominan terhadap inflasi adalah bahan makanan, seperti beras (0,54%), emas perhiasan (0,34%),rokok keretek filter (0,22%),dan tarif angkutan udara (0,19%).
Suryamin menjelaskan, tekanan inflasi pada Desember 2011 didorong oleh bahan makanan yang menyumbang inflasi sebesar 0,37%. Adapun, kelompok bahan makanan pada Desember mengalami inflasi 1,62%.Kelompok makanan jadi,minuman, rokok,dan tembakau memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,09%. Kelompok ini mengalami inflasi 0,50%. Sedangkan, kelompok perumahan, air, gas, dan bahan bakar memberikan sumbangan sebesar 0,07%.Kelompok ini mengalami inflasi 0,28%.
Menurut dia, rendahnya kontribusi kelompok bahan makanan dan makanan jadi sebagai gambaran siapnya pemerintah menghadapi tingginya permintaan masyarakat.”Kondisi itu memberikan gambaran bahwa dibandingkan 2010, pemerintah lebih siap supply bahan makanan dan makanan jadi,”kata Suryamin.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Desember 2011 sebesar 0,57%. Realisasi tersebut tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap inflasi tahun kalender 2011. ”Sepanjang 2011, atau inflasi tahun kalender Januari– Desember 2011,hanya sebesar 3,79%,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Suryamin saat memaparkan Indeks Harga Konsumen Desember 2011 di Gedung BPS,Jakarta,kemarin.
Laju inflasi tahun kalender 2011 sebesar 3,79% sama dengan inflasi year on year (Desember 2011 terhadap Desember 2010). Sementara, inflasi inti pada Desember 2011 tercatat 0,28% dan tekanan inflasi inti tahun kalender (Januari– Desember) sebesar 4,34%. Realisasi laju inflasi 2011 jauh di bawah asumsi pemerintah yang ditetapkan dalam APBNP 2011 yaitu sebesar 5,65%.
Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyambut baik realisasi inflasi 2011 yang jauh di bawah asumsi APBN-P. ”Itu bagus, di bawah 4%,” ujar Menkeu. Pemerintah berjanji menjaga inflasi pada 2012 di level 5,3% atau sesuai asumsi makro-APBN.Dia mengatakan, pemerintah berkewajiban menjaga inflasi sesuai keputusan antara pemerintah dan DPR.
Terkait inflasi inti pada Desember 2011 yang cukup tinggi yakni 0,28%, Agus mengatakan, hal tersebut merupakan kewenangan Bank Indonesia (BI). Pemerintah hanya berkewajiban menjaga volatile food dan administered price (inflasi komoditas yang harganya diatur pemerintah). Demi menjaga dan mengendalikan tekanan inflasi, kerja sama pemerintah dan Bank Indonesia menjadi kunci terpenting.
Menurut dia, tantangan menjaga tekanan inflasi semakin berat pada tahun ini. ”Ada beberapa komoditas yang berpotensi meningkat harganya,”tandasnya. Plt Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang Brodjonegoro mengatakan, realisasi inflasi 2011 merupakan yang terendah kedua sejak krisis yang menghantam sistem ekonomi nasional pada 1997/1998. ”Terendah kedua sejak 1998, terjadi bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi juga sejak 1998,” kata Bambang.
Inflasi terendah tercatat pada 2009 sebesar 2,78%. Dia mengatakan, terjaganya harga bahan kebutuhan pokok masyarakat menjadi kunci terkendalinya tekanan inflasi 2011. Sepanjang 2011 jenis barang dan jasa yang memberikan kontribusi dominan terhadap inflasi adalah bahan makanan, seperti beras (0,54%), emas perhiasan (0,34%),rokok keretek filter (0,22%),dan tarif angkutan udara (0,19%).
Suryamin menjelaskan, tekanan inflasi pada Desember 2011 didorong oleh bahan makanan yang menyumbang inflasi sebesar 0,37%. Adapun, kelompok bahan makanan pada Desember mengalami inflasi 1,62%.Kelompok makanan jadi,minuman, rokok,dan tembakau memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,09%. Kelompok ini mengalami inflasi 0,50%. Sedangkan, kelompok perumahan, air, gas, dan bahan bakar memberikan sumbangan sebesar 0,07%.Kelompok ini mengalami inflasi 0,28%.
Menurut dia, rendahnya kontribusi kelompok bahan makanan dan makanan jadi sebagai gambaran siapnya pemerintah menghadapi tingginya permintaan masyarakat.”Kondisi itu memberikan gambaran bahwa dibandingkan 2010, pemerintah lebih siap supply bahan makanan dan makanan jadi,”kata Suryamin.
0 Responses for “ Inflasi 2011 di Bawah 4%-Menkeu: Pemerintah Jaga Inflasi 2012 di Level 5,3%”
Leave a Reply
 
Recently Commented
Recent Entries
Photo Gallery
 
Powered by Blogger.
Popular Posts
- 
Pemimpin baru Korut Kim Jong-un (tengah, barisan depan) berpose bersama para tentara di Divisi Tank Seoul Ryu Kyong Su 105. Meski peralat...
- 
JAKARTA – Pemerintah akan melakukan pembinaan menyeluruh terhadap pelaku usaha ekonomi kreatif guna meningkatkan nilai tambah di sektor t...
- 
WASHINGTON— Amerika Serikat (AS) mulai memfokuskan strategi pertahanannya di Asia pada tahun ini. Strategi yang diungkapkan Presiden Barack ...
 
 

